Minggu, 16 Mei 2010

Rindu Itu Sedang Dilahirkan

rindu tiba-tiba mengetuk diamku,
aku ingin terkejut,
tapi mendung menahanku,
hujan sejak sore...
ribuan titik-titik bening mengetukku,
mengetuk pintu hatiku,
aku ingin terdiam,
tapi sejuta rasa dingin,
menahan obsesiku.

tak tau apa yang ku rasakan.
tak mengerti apa yang ku rasakan.
terbalut dalam asa yang lindap.
nalar mengukir impian.

bias senyap memberkas
mengikat setiap degup jantungku.
menui ribuan harap.
dalam pacu sebuah nada.

seutas kata cinta.
kebahagiaan menanti disana.
dan lihatlah seharusnya cinta itu
ada tatapan senyap.
ada tatapan harap
bahwa kita dalam rindu
bahwa kita dalam getar...

pernah aku tulis tentangmu
tatkala malam pudar saat kita putuskan bersendawa saja.
“ ayo, rindu itu sedang dilahirkan !”
kemudian kita bergegas bersama angin.
dedaun berbisik meninggalkan pertanyaan yang tak terpetakan.
Ah, kamu.... mari kita hiraukan.
kita kejar pucuk hujan di ujung sana
setelah orang-orang selesai berpesta
dan menyantap hidangan
sambil mengulum ranting-ranting tajam.
lalu kita sulam masa depan dari ujung gerimis
dan jarum-jarum penat sambil menyemat sebuah kalimat;
besok malam kita masih saja bersendawa...


 
.....