Kamis, 27 Juni 2013

Tiga Puluh Tujuh

Akhirnya aku sampai pada suatu titik, di mana aku harus berhenti.
 Tenang saja, ini hanya untuk sementara.
 Aku akan mengumpulkan kekuatan, lebih besar mungkin,
 kemudian akan aku pergunakan untuk berlari sekuat tenaga ke arah hadirnya pelangi.

 Bertumpulah aku pada suatu pijakan,
di mana aku harus berdiri.
 Lalu memandang sekeliling, menatap tentang apa yang terjadi.
 Keyakinan, melihat kepada lengkungan pelangi itu,
aku akan sampai dengan segera.

Sampailah aku pada suatu telaga, di mana aku harus menunggu.
 Bukan untuk melepas dahaga.
 Tapi mengenang perjalanan kasih kita
 mulai dari sebelum pelangi itu hadir. 

Pernah banyak yang salah di sini.
 Di hati ini.
 Di diri ini.
 Di tubuh ini.
 Ada banyak jiwa terlukai,
 tersakiti atau bahkan terkhianati.

 Namun, sampailah aku pada suatu titik,
 di mana aku kian menikmati semuanya.
 Tentang rasa yang kian merekah.
 Tentang hati yang ternyata membakar rindu.
 Tentang segala cinta.
 Tentang dirimu yang setia menemani.
 Juga tentang canda yang tak pernah mati.

 Dan pada suatu titik, setelah semua ini bergulir.
 Banyak bayang terlintas dalam pikiran tak berhenti.
 Tersudut namun tak memiliki tepi.

Dan kini,
 Akulah ketenangan diantara ribuan kepenatan.
 
.....