daun-daun di taman mulai kuncup
saat kukenali rasa takjubku
dan kutahu betapa lambat
rasa yang tertahan
sebait kata
aku menelusuri jejak bayang
menapaki malam resah
bahasa senyap tercipta
memercik
meluruh
dan aku menulisnya diam-diam
saat udara menghadiri diamku
menyusup rongga rindu
pada isyarat
memercikkan asa
saat aku pulas
meski tak harus kau ada dalam dada
dan catatan asaku
menguncup hingga separuh dari lebur
dan aku tak ingin
sendiri menelusuri mata jerat pena
saat putik menghantarkan lembayung
ketika penantian itu tiba
tersaput penat menahun
aku adalah kehadiran
dari ladang mimpi
yang nyata