Kamis, 14 Januari 2010

Dari titik yang mengalir

Kulihat berjuta pendar
Mengaburkan pandangan
Dan pendar yang bergelimangan
Aku kini yang menjadi
Dawai di kehidupan
Aku temui rumah berpintu rindu
Aku membuka tersibak
melihat wajah penuh cahaya
ini ruang rindu
tempat kau dan aku berkaca
tapi kau pergi tanpa kata
wajahmu masih menyimpan cahaya
bersinar di atas untaian seribu bayangan
aku tahu kau tak kembali
ini ruang rindu kau dan aku
untuk menghadap pada-Nya nanti
Entah
Selalu aku merindu
Selalu mengeja makna sebuah kata
Meski aku hanya sepotong resah
Yang lindap pada doa
Dari titik yang mengalir
Menakar berlembar-lembar munajat
Memilin tasbih dari sebuah negeri doa

Untukmu ibu…


***aku dedikasikan puisi ini buat sahabatku: Yuli Sari


 
.....