Jumat, 22 Juli 2011

Merindumu


dulu
aku selalu duduk di serambi hatimu
menunggu saat kau datang
membawa sekeranjang angan indah
untuk kurangkai
membunuh sepi

aku selalu berdiri membilang hari
menunggu putaran itu berhenti
rindu untukmu hampir menggunung
hingga aku bingung
kemana harus kubuang rindu ini?
lalu kuambil sepotong rembulan untukmu
kuletakkan tepat disampingmu
agar kau bisa membisikkan kata rindu untukku

saat ku papah matahari
yang sarat mengusung jutaan sakit
bintang pula membuka percakapan
tentang cinta tertunda
tentang mimpi
tentang segala rindu
yang sering mengundang sejuta resah

saat aku mengusir kegelisahan didada
giliran ribut menghias malammu
bulan dan bintang harus diam

walau aku takut barangkali
karena,
tak lama lagi titik hujan
bakal membeku dimataku

wahai....kau hujan
kau beri pengkhianatan sejak pertama cinta terbaca
dan kini mencoba tenangkan segala prasangka

sejak itu
aku belajar tak sekedar memaknai benci
tapi,
tiada lagi bintang di sini
tiada lagi kau atau aku.

 
.....