Ketika itu aku melihat musim yang mulai membeku
merekah bersama kuntum-kuntum bunga dan dedaunan
tak sanggup kutuliskan, tetapi kau pasti tahu
Aku menyapamu dalam mimpi yang mulai mengembun pada subuh
yang sebentar kan ada cuma rasa sepi yang bakal kuceritakan
matahari mungkin akan pecah
betapa panasnya bergolak dalam dada
seperti telah habis semua kujanjikan dihadapanmu
Aku menjengukmu dalam semua kepalsuan yang sanggup menahan inginku padamu
walau segala kebisingan ini mungkin membentuk segala kenangan
tapi tidak untukmu
ketikaku membiarkan mimpi buruk terus menghantui
dan airmatamu bertukar kesejukan bersama sebuah malam
kau masih membiarkanku datang dan pergi sesuka hati
yang membawa jiwamu seperti ini
bagai ranting kering dan patah...
Ketikaku tewas mengartikan semuanya
dan kuberharap kekasih duniaku ini
bisa memabukkanku dengan kegelapan cintanya
seperti awan putih yang menemuku dalam gigil ketakutan
lalu membalut dan mendakapku erat
mengunci setiap nadi dari bibirmu yang terindah
dan menawan seluruh deriaku yang ada
Ketika hujan baru berhenti mengungkap satu cerita
dan musim beku ini mulai selesai
Ada kedamaian yang hilang saat kerinduan ini masih basah
Yang menawarkan siksa segenap emosi
Ketika tuhan tak lagi memberiku sepasang sayap
saat terakhir kumelihatmu membawa seluruh cintamu pergi dari hidupku
ketika semua dunia begitu menyakitkanku dan menenggelamkanku dalam kepedihan
yang begitu nyata
Aku merasakan cinta dan jiwaku ikut pergi bersamamu
ketika dingin menghantar suara hatiku padamu
Yang melewati puncak akalmu memikir
Yang membawa pesan ini untukmu
kau seperti malam
yang datang tiba-tiba
ketika aku berjalan
tanpa sesiapa bersama
Ketika rasa takut ini datang
siapa lagi yang bisa membangkitkan keberanian selain engkau
ketika rasa putus asa ini datang
siapa lagi yang akan menumbuhkan harapan selain engkau
ketika angin timur tak menyejukkanku lagi
ketika pepohonan yang rendang tak lagi memayungiku dari terik siang
ketika seluruh hidup yang kurasakan adalah penderitaan
cukupkah sampai di sini keinginan tak akan ada habisnya?
kepuasan tak akan ada hujungnya?
cukupkah sampai di sini pesta kemenangan merayakan kekalahan diri sendiri?
ketika kumenemukan cinta
cinta itu mulai menanamkan sebuah harapan kehidupan untukku
ketika ku terhayal untuk bersama denganmu kembali
merindukan dirimu di sampingku
walau engkau teramat jauh tak terkejar
ternyata aku salah...
betapa telah lama kau tinggalkan kerinduan di hatiku
betapa sekian lama aku terikat dengan kesedihan ini
saat aku tertidur
cinta itu tetap membuat bayangmu berada di seluruh mimpi mimpi
Dan semuanya membuatku ingin bertanyaMu lagi tuhan,
kenapakah aku teramat menderita untuk rasa sakit ini?