Senin, 14 Desember 2009

Kepadamu

anak-anak sungai itu menyatu, lebur ke dalam sebuah sungai kata yang mengalir deras.. di arus mana orang-orang yang menjadi bagian dari kehidupanku, membuatku mengalirkan kata-kata, dan bermuara pada lautan doa. . sedang aku diam terbaring disana, di kedalaman samudera asa. sambil berharap matahari turun, dan menyambar semua yang ingin kubakar, hingga sirna.. tak bersisa.

andai mampu aku merangkai setiap kata jadi puisi
maka akan kukirimkan untukmu seribu puisi

adalah aku memang penyuka seribu senja
namun aku hanya mau berlabuh pada satu stasiun...

pernah kutuliskan sebuah email, tentangmu, dulu. ketika aku kerap meracau menyebut-nyebut namamu baik dalam tidur maupun ketika aku terjaga sadar penuh. ketika aku rajin menyambangimu lewat kesunyian malam dan lamunan panjang dengan mata terbentang nyalang. ketika bintang-bintang merupa di pikiranku sebagai binar matamu yang selalu kucuri-curi pandang di facebook. ketika setiap desah yang kuhela semerta-merta berubah menjadi sebuah nama....

malam demi malam kutuangkan lirik lirik yang selalu datang seiring malam meninggi. syair tentang puja dan cinta yang bertubi-tubi. ber puluh ber ratus lembar kutorehkan sajak seiring hari hari yang kulewatkan tanpamu. berlalu tanpa aku mampu menghitung bila `kan berhenti. dan waktu membawaku makin menjauhi saat dimana aku ingin menyanyikan lagu ini bersamamu, suatu ketika nanti. aku tak pernah mampu menyelesaikan lagu itu menjadi sesuatu yang utuh, sebuah kesatuan syair dan lirik yang terangkai jadi satu harmoni....

dan usia yang makin menua seakan menertawaiku yang masih setia bersimpuh menyulam selembar harapan bahwa suatu saat nanti kau datang memintaku SEMANGAT..., lekat di ingatan kita kata itu. dan kau menggodaku --dengan sinar rindu yang padanya aku selalu seperti kehilangan sukma setiap kali tatapan kita bersua-- persis seperti dalam potongan gambar-gambar serupa video klip yang rapi tersimpan di relung mimpi-mimpi. melemparkan seulas senyum yang sedikit saja kau kembangkan maka seluruh duniaku akan tertawa, mengingat mahalnya senyum dari sepasang bibir yang lekat di wajahmu yang dingin datar dan teduh....

mungkin suatu ketika nanti aku akan sampai pada keberanian untuk menghapuskan baitbait yang sepertinya bakal usang. menanggalkan kenangan yang sesungguhnya tak pernah kutorehkan dalam kenyataan, selain lembar demi lembar khayalan yang dengan tekun kuciptakan. suatu ketika aku harus berdiri dan menyadari bahwa kisah ini memang tak akan pernah usai kuciptakan secara utuh, dan tak akan ada nada-nada yang mampu kusertakan untuk menggubahnya agar jadi sebuah lagu rindu.

semua sebatas khayal dan asaku dalam bayang-bayang fatamorgana...

aku selalu memiliki keyakinan bahwa apa yang kutuliskan untukmu, suatu hari nanti pasti akan kau ketahui. dan keyakinan itu pernah terbukti.
begitu lama kusimpan, kuperam dan kupendam segala yang kurasa tentangmu, dengan satu keyakinan bahwa suatu ketika nanti aku akan mengatakannya kepadamu. dan itu akhirnya terbukti ketika kita akhirnya bisa bersama..
maka, aku akan selalu menuliskan apa yang kurasakan tentangmu saat ini, agar suatu hari nanti kamu tahu..


 
.....